Rabu, 13 Februari 2008

Menpera: Pembangunan RSh Gunakan Bahan Murah yang Kuat

oleh Prima Sp Vardhana

Dengan semakin besarnya kebutuhan rumah bagi masyarakat, sedangkan harga rumah serta bahan bakunya cenderung semakin mahal, maka diperlukan alternatif penggunaan bahan baku rumah yang tepat dan terjangkau. Terkait hal itu, Menteri Negara Perumahan Rakyat (Menpera) Yusuf Asy’ari melakukan kunjungan ke Provinsi Jawa Barat (Jabar), Rabu, (13/2), guna melihat kemungkinan penemuan bahan baku rumah yang murah.

Kunjungan Menpera ke Pusat Penelitian Pengembangan Permukiman (Puslitbangkim) Departemen Pekerjaan Umum di Bandung adalah untuk melihat dari dekat berbagai temuan yang bisa digunakan sebagai alternatif bahan baku konvensional.

“Dengan adanya temuan baru bahan bangunan murah diharapkan dapat memenuhi kebutuhan rumah karena berdasarkan catatan jumlah masyarakat yang belum punya rumah masih sangat besar angka terakhir mencapai 4,2 juta,” tutur Menpera.

Penggunaan bahan baku alternatif, antara lain yang terbuat dari bambu, batako hingga limbah, sangat cocok digunakan untuk pembangunan rumah swadaya yang menurut Menpera tercatat sekitar 80 persen pemenuhan kebutuhan rumahnya, berbanding 20 persen pemenuhan melalui perumahan formal.

Dikatakan Menpera, bisa saja pengadaan alat untuk menciptakan bahan baku rumah menggunakan dana APBN melalui program rumah swadaya. Penempatannya melalui proyek contoh kerjasama pemerintah daerah dengan kelompok kerja Kementerian yang ada di daerah bersangkutan.

Sekretaris Puslitbangkim PU, Supardi mengakui, banyak temuan yang sebenarnya bisa dipergunakan baik sebagai bahan bangunan maupun sebagai struktur dari suatu bangunan.

“Sayangnya untuk memperbanyak temuan tersebut belum banyak investor yang tertarik,” ujarnya.

Menpera beserta rombongan juga berkesempatan meninjau rumah contoh (prototype) rumah bambu plester (Mabuter) di Jatinangor, Kabupaten Sumedang serta di Kampung Cisumun, Desa Cikadut, Kecamatan Cimenyan, Kabupaten Bandung. Penggunaan bahan bambu sebagai pengganti besi dan kayu diperkirakan akan menekan harga rumah menjadi 20 persen lebih murah. Menpera berpendapat, bambu bisa menjadi alternatif bahan bangunan yang menjanjikan karena selain harganya lebih murah, bambu mudah didapatkan di Indonesia.

Terkait backlog kebutuhan rumah di Indonesia yang cukup besar, dengan angka terbesar terdapat di Provinsi Jawa Barat, Menpera mengharapkan agar Pemprov Jabar bisa mendorong pemerintah kabupaten maupun kota untuk memberikan berbagai kemudahan bagi pengembang untuk membangun rumah. Kemudahan tersebut salah satunya terkait dengan perijinan.

Gubernur Jabar, Dani Setiawan pun menyambut baik adanya program-program pembangunan perumahan di wilayahnya. Terkait pembangunan perumahan swadaya, Dani mendukung adanya proyek percontohan (pilot project) perumahan swadaya dengan menggunakan bahan baku alternatif di wilayahnya. @

0 komentar:

Posting Komentar