Sabtu, 10 Oktober 2009

’Raja tak Bermahkota’

oleh Boim Mahendra/ Prima Sp Vardhana


USAI sudah Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) II Jawa Timur di Malang. Sebanyak 20 cabang olahraga dipertandingkan dan 188 medali emas 188 perak dan 239 perunggu diperebutkan. Dengan regulasi penyelenggaraan yang berkonsep penggalian bibit atlet untuk Jawa Timur, persaingan mencari yang tercepat terkuat dan tertinggi itu masih mengukukan juara bertahan Kontingen Surabaya kembali memboyong predikat prestisus juara umum.

Ibukota provinsi Jatim itu memang lebih unggul dibandingkan peserta kabupaten atau kotamadya yang lain. Kendati demikian, banyak catatan khusus yang mewarnai pelaksanaan Porprov II selama sepekan ini, 5-10 Oktober.

Predikat prestise juara umum yang memiliki arti gramatikal harus selalu juara dalam segala hal, ternyata predikat itu gagal dilengkapi Kontingen Surabaya. Salah satunya adalah kegagalan mempertahankan medali emas cabang olahraga tergengsi dan terpopuler di dunia ini, yaitu sepak bola. Dalam pertempuran yang banyak menyedot minat itu, Surabaya gagal mengoleksi salah satu medali yang diperebutkan.

Kondisi ini bolehlah disebut sangat memalukan. Sebab dalam Porprov I di Surabaya dua tahun lalu, tim Surabaya dengan jumawanya mampu memboyong medali emas dengan membungkam tim Gresik. Namun yang terjadi dalam Porprov II ini sangat antiklimaks. Surabaya tak mengail sebuah kepingan medali, karena di partai perebutan perunggu harus tertunduk lesu dibungkam tim anak bawang Kab. Jombang dengan kedudukan 3-2.

Sebuah catatan yang perlu diperhatikan PSSI Surabaya, karena sejak kedatangan di Malang, tim yang ditangani Hally Maura ini telah sesumbar mampu merebut emas. Alih-alih merebut emas, untuk mengais perunggu pun tak mampu. Tak pelak lagi, di babak final para pemain Surabaya hanya terduduk lesu di tribun penonton sembari merenungi nasibnya.

Kegagalan di cabang sepak bola ini pun menempatkan Kontingen Surabaya bak seorang “Raja tak Bermahkota”. Sehingga sang juara umum ini tak seperti juara sejati adalah kegagalan memenuhi target perolehan medali. Kendati menjadi juara umum, target 60 emas yang diusung Surabaya gagal terpenuhi.

Ke depannya target ini harus dievaluasi, seiring dengan semakin meningkatnya pembinaan cabang olahraga di setiap kota dan kabupaten di Jatim. Banyak yang mengatakan beberapa cabang olahraga sudah hampir merata di setiap daerah.

Dengan kondisi ini tentunya sangat kondusif dalam mendukung peningkatan prestasi di Jatim, khususnya untuk mempersiapkan amunisi-amunisi baru di jenjang yang lebih tinggi, ala Pekan Olahraga Nasional (PON). “'Prinsipnya, yang mau membina olahraga dengan baik akan maju. Itu sudah dibuktikan oleh beberapa daerah yang selama ini menjadi daerah minor. Di antaranya, Batu yang ternyata berhasil merebut emas di cabor selam,” tutur Kabid Pembinaan dan Prestasi KONI Jatim Irmantara Subagio.

Jadi siapa yang mau total untuk memajukan pembinaan olahraga di daerahnya masing-masing, maka akan memetik hasilnya di kemudian hari.

Marilah kita tunggu dalam Porprov III/ 2011 mendatang.

0 komentar:

Posting Komentar