Sabtu, 10 Oktober 2009

Partai Final Catur Membuktikan Kekuatan Merata

oleh Zainn Al-Farisy


TRIBUN, MALANG - Pengurus Provinsi (Pengprov) cabang olahraga (cabor) patut berbangga dengan pelaksanaan Porprov tahun ini. Pasalnya, dengan digelarnya even dua tahunan ini ternyata semangat membina yang dilakukan daerah-daerah di Jawa Timur (Jatim) sungguh luar biasa.

Artinya, dari olahraga olah pikir ini banyak bermunculan atlet-atlet berpotensi bagus. Kemampuan mereka pun tidak kalah dibanding mereka yang selama ini mendominasi percaturan di Jatim. Bahkan, karena kualitas atlet di daerah juga bagus, tidak sedikit mereka yang populer sebelumnya lalu kandas di tengah jalan karena kalah.

Sebut saja, misalnya, Christine Damayanti asal Kota Kediri. Nasib serupa juga dialami Aay Aisyah Anisah dari kontingen Kabupaten Malang. Kehebatan dan nama besar mereka tidak membantu sama sekali. Mereka jeblok dalam upaya mempersembahkan yang terbaik buat daerah yang membesarkannya.

“Peta kekuatan di cabor catur merata. Belum ada satu daerah pun mendominasi perolehan medali. Ini membuktikan bahwa kualitas para atlet menyebar di mana-mana,” jelas Yusuf Satriono, tehnical delegate cabor catur.

Kekalahan Christine dan Aay, menurut Yusuf, bukan karena permainan mereka jelek. Namun, kemampuan lawannya juga seimbang dan bisa mengantisipasi setiap manuver yang dilakukannya. Nasib tak kalah menyesakkan juga dialami Siswiana Devi berasal dari Kota Pasuruan.

Juara kejuaraan antar mahasiswa di Jakarta beberapa waktu lalu itu pun tumbang. Obsesinya memboyong medali emas untuk daerahnya juga kandas. Padahal, dia juga digadang-gadang naik ke podium paling atas sekaligus mempersembahkan medali emas buat Kota Pasuruan.

Dari empat medali emas yang diperebutkan hingga Sabtu (9/10), semuanya dibagi rata. Yakni, milik Sidoarjo, Sampang, Kota Malang, dan Kabupaten Lumajang. Surabaya yang sering menggelar even belum berhasil mengoleksi emas. Daerah ini sangat berharap bisa mencuri satu atau dari empat emas tersisa siang ini (10/10).
Menurut Yusuf, pelaksanaan Porprov II kali ini benar-benar mendapat perhatian lebih serius dari Pengprov Percasi Jatim. Itu terlihat dengan diterjunkannya lima dewan hakim fairplay untuk memantau setiap jalannya pertandingan yang dimungkinkan muncul adanya ‘permainan’.

“Mereka punya ruangan khusus yang steril dari setiap anggota kontingen. Mereka selalu kontrol kemampuan setiap atlet,” katanya.

0 komentar:

Posting Komentar