Sabtu, 05 September 2009

Yudhoyono Susun Cara Mengevaluasi Kabinet


PRESIDEN terpilih, Susilo Bambang Yudhoyono, tengah menyusun pakta integritas yang mencakup mekanisme evaluasi atas kinerja anggota kabinet. Namun, seleksi anggota kabinet baru dilakukan setelah dokumen rencana aksi dan program kerja selesai pada 1 Oktober 2009.

Seusai berbuka puasa bersama pengurus pusat dan kader Partai Demokrat di kediamannya di Cikeas, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Sabtu (5/9), Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) juga mengungkapkan, sampai saat ini ia belum membuat kesepakatan tentang pembagian posisi di kabinet dengan partai politik koalisi pendukung pencalonannya ataupun partai nonkoalisi.

SBY menjelaskan, dalam pakta integritas yang akan ditandatangani calon anggota kabinet terdapat kesepakatan untuk menerima evaluasi kinerja setahun pertama masa kerja mereka. Evaluasi berikutnya dilakukan setelah dua setengah tahun masa kerja. Pada setiap evaluasi tersebut akan ditentukan, apakah menteri itu bisa terus bergabung di kabinet atau tidak.

”Saya tak suka melakukan reshuffle (perombakan kabinet), tetapi manakala harus dilakukan, akan saya lakukan. Ada yang mengatakan, SBY tidak akan berani melakukan reshuffle. Saya akan lakukan kalau saya anggap akan mengganggu jalannya pemerintah atau yang bersangkutan lebih tepat di tempat lain,” ujarnya lagi.

SBY menegaskan, sampai saat ini penyusunan kabinet mendatang belum dilakukan. Ia bersama Dewan Pengurus Pusat (DPP) Partai Demokrat juga belum memutuskan siapa yang akan dicalonkan menjadi Ketua DPR meskipun terdapat beberapa nomine.

Menurut SBY, kabinet mendatang akan mengakomodasi representasi kemajemukan, keterwakilan partai yang membentuk koalisi, dan kesetaraan jender. Namun, hal itu dipertimbangkan tanpa menyingkirkan faktor integritas, kapasitas, akseptabilitas, pengetahuan, dan pengalaman calon anggota kabinet.

”Kita bersama dengan parpol yang sama-sama berjuang ataupun dengan parpol yang tidak sama-sama berjuang. Saya belum melakukan manuver atau power sharing (pembagian kekuasaan), dan sebagainya. Belum. Jangan terkecoh. Kalau ada yang ingin berkomunikasi dengan Partai Demokrat, silakan. Namun, belum ada yang namanya kontrak yang saya bikin sekarang ini untuk menuju 20 Oktober nanti,” ujarnya lagi.

Oleh karena itu, SBY berharap parpol anggota koalisi tak merasa ditinggalkannya. ”Jangan ada salah pengertian,” lanjutnya.

Jangan komentar

Pada kesempatan yang sama, SBY juga meminta keluarga besar Partai Demokrat untuk tidak banyak memberikan pernyataan terkait penyusunan kabinet. ”Jangan terlalu banyak berkomentar, terutama di media massa. Apalagi kalau itu di luar otoritas dan urusannya. Meskipun niatnya baik, bisa menimbulkan kekisruhan politik,” ujarnya.

Ia meminta kader Demokrat tidak menjadi broker politik dan mengobral janji untuk menyukseskan seseorang menjadi anggota kabinet. ”Saya tak memerlukan broker politik,” kata SBY.

Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat itu juga meminta kadernya tak saling fitnah dan saling jegal. Diakui SBY, sesekali ia juga menerima pengaduan tentang keburukan atau ketidaktepatan seseorang untuk dipilih. ”Di mata saya, yang jelek yang mengadu itu,” katanya. (ma/kps)

0 komentar:

Posting Komentar