Senin, 07 September 2009

SBY:Kader Demokrat Jangan Obral Janji dan Jadi Broker


PRESIDEN terpilih Susilo Bambang Yudhoyono memaparkan sejumlah kriteria dan hal yang menentukan pilihan bagi figur-figur yang akan masuk dalam kabinet mendatang.

"Saya pasti punya alat, kriteria dan parameter seseorang untuk jadi anggota kabinet. Ada yang berkaitan dengan integritas, kapasitas, pengalaman, pengetahuan, dan acceptabilitas," kata Yudhoyono saat memberikan sambutan dalam buka bersama dengan para kader partai Demokrat, kader organisasi sayap partai itu dan tim sukses di Puri Cikeas, Sabtu (5/9) malam.

Ia menjelaskan anggota kabinet yang nanti memiliki kemampuan kerja sama dan pemahaman yang baik sehingga bisa saling mengisi karena tantangan kabinet lima tahun mendatang tidak mudah. 

"Untuk melaksanakan tugas yang tidak ringan lima tahun mendatang, saya akan mengutamakan suksesnya tugas pemerintah dan kabinet," tegasnya.

Yudhoyono mengatakan, selama lima tahun mendatang, anggota kabinet yang disebutnya kabinet Indonesia Bersatu II akan terus menerus dievaluasi terkait kinerja mereka.

"Dalam pakta integritas dan kontrak kinerja akan ada evaluasi tahun pertama, lanjut atau tidak. Dua setengah tahun akan ada evaluasi berikutnya. Saya tidak suka melaksanakan reshuffle (perombakan kabinet-Red), tapi bila perlu mengapa tidak," katanya.

Ia menjelaskan, seseorang bisa saja dibebaskan tugasnya sebagai menteri dan diberi penugasan lainnya. Hal itu bukan berarti individu itu dianggap tidak mampu.

"Banyak yang saya bebaskan jadi menteri saya kasih tugas lain dan berhasil. Juga ada keterwakilan partai dalam membangun koalisi dalam batas tertentu tanpa mengurangi integritas dan kapasitas seseorang tanpa membedakan jender, tetapi tetap tidak meninggalkan kriteria dasar yang disebutkan tadi," katanya.

Yudhoyono meminta saat ini semua pihak tidak terjebak atas desas-desus penyusunan kabinet karena baru akan disusun setelah 1 Oktober mendatang. Ia meminta agar masing-masing kader partai Demokrat dari pusat hingga daerah tidak memberikan komentar terhadap suatu isu yang bukan menjadi kewenangannya.

"Saya minta kita jangan terlalu banyak berkomentar terutama di media massa apalagi di luar otoritas dan urusannya, meski niat baik tapi bisa menimbulkan kekisruhan politik," katanya.

Dalam kesempatan itu Yudhoyono juga menegaskan jangan ada "broker" politik di masa-masa penyusunan awak kabinet.

"Saya berpesan, jangan ada yang jadi broker dan obral janji, dengan segala kekurangan saya, saya tidak memerlukan broker politik," paparnya. (nur/kps)

0 komentar:

Posting Komentar