Kamis, 06 Agustus 2009

Zahro Siap Hadapi Istrinya dan Ketua Partai Demokrat Surabaya


Buntut Berita Dugaan Selingkuh (4)


Prof.Dr. Ahmad Zahro Guru Besar IAIN Sunan Ampel Surabaya tidak gentar jika dilaporkan ke polisi gara-gara membeberkan perselingkuhan istrinya Feriyal Naftalin dengan Ketua Partai Demokrat Surabaya Wisnu Wardhana.


Sikap berani Zahro ini karena dia menyakini memiliki bukti dan saksi yang cukup kuat mengenai prilaku istrinya. Bahkan dia juga mengklaim bila menyaksikan perselingkuhan itu sendiri."Saya tidak takut dilaporkan siapapun. Saya justru laporkan mereka pada Allah. Saya punya saksi-saksi amat dapat dipercaya. 5 anak saya, pembantu saya, polisi jamaah saya, jamaah saya, jamaah wanita yang sengaja menguntit, beberapa informan PD, dan terutama saya lihat dan alami sendiri," terang Ahmad Zahro dalam pesan singkatnya kepada detiksurabaya.com, Kamis (6/8/2009).


Menurut Takmir Masjid Agung Surabaya ini dirinya tidak ingin memperkarakan persoalan tersebut. Dirinya tidak mau ada ribut pasalnya dia sudah tidak ingin bersama dengan istrinya. Pria kelahiran Nganjuk ini mengatakan dia belum proses cerai karena masih menjabat dan Pegawai Negeri Sipil.


"Saya tidak mau ribut. Toh saya tidak mau dengan istri saya lagi. Jadi percumakan ribut-ribut. Saya belum proses cerai karena saya masih menjabat dan PNS tidak mudah prosesnya. Sebenarnya saya amat ingin segera cerai, apalagi lima anak saya malah mendorong agar saya segera menceraikan dia," tuturnya.


Dia berharap istrinya yang mengugat cerai. Tetapi sang istri, Feriyal Naftalin kata dia tidak juga melakukan hal tersebut. Status keduanya kata dia dalam status quo. Keduanya sudah pisah ranjang sejak Oktober 2008 lalu. Tapi keduanya masih satu rumah, istrinya membuat kamar sendiri di rumah mereka."Sejak itu dia juga sudah buat kamar sendiri dalam rumah saya. Hebatnya tidak ada satupun mau tidurdengan dia. Yang kecil-kecil tidur dengan saya," ujarnya.


Meski istrinya sudah tidak berhak mendapat nafkah dari dirinya, dia tetap mengizinkannya tinggal dengan alasan kemanusiaan. "Walau dia sudah tidak berhak nafkah dari saya, tapi secara kemanusiaan ya tidak apa-apalah, saya anggap sedekah. Bagi saya keadaan ini memang amat dilematis, tapi saya harus tegar demi anak-anak. Doakan ya," pungkasnya.


Perlu diketahui Wisnu dan Feriyal telah melaporkan koran Surabaya Pagi ke Polwiltabes Surabaya dengan tuduhan fitnah, mencemarkan nama baik dan perbuatan tidak menyenangkan atas pemberitaan dugaan perselingkuhan yang melibatkan dua kader PD yang tak lama lagi akan dilantik sebagai anggota dewan. Wisnu terpilih sebagai anggota DPRD Surabaya dan Feriyal masuk ke DPRD Jawa Timur.


Sumber Misterius


Berita tudingan perselingkuhan Ketua Partai Demokrat (PD) Surabaya Wisnu Wardhana dengan seorang calon anggota DPRD Jatim Feriyal Naftalin berbuntut panjang. Narasumber yang memberikan informasi di Surabaya Pagi dikejar.


Koran yang dipimpin Tatang Istiawan ini pun dilaporkan dengan tuduhan berlapis.Kuasa hukum Wisnu Wardhana, Moh. Muzayin SH mengatakan pihaknya melaporkan Surabaya Pagi ke polisi karena beritanya pada edisi 4 Agustus telah mencemarkan nama baik, fitnah dan perbuatan tidak menyenangkan.


"Kita ingin nantinya siapa narasumbernya terungkap, sehingga bisa diketahui informasi itu opini atau tidak," kata Mujayin saat dihubungi detiksurabaya.com, Kamis (6/8/2009).


Saat ini kata dia yang dilaporkan hanya Surabaya Pagi, sedangkan Prof Ahmad Zahro yang membeberkan dugaan perselingkuhan istrinya dengan Wisnu itu tidak. "Berita Pak Zahro kan baru dimuat setelah tanggal 4 Agustus. Yang kita persoalkan berita tanggal 4 Agustus yang isinya hanya sumber dan sumber itu," tegasnya.


Jika nantinya dalam proses hukum terungkap maka sangat tidak mungkin akan muncul nama lain yang terlibat. "Selain lapor ke polisi, kita juga akan adukan ke dewan pers karena ini menyangkut kode etik jurnalistik," jelasnya.


Sebab kata Muzayin, kedua pihak yang telah dirugikan akibat pemberitaan itu sama sekali tidak melakukan apa yang dituduhkan. "Keduanya tidak melakukan dan tidak ada bukti yang cukup. Kalau lihat semobil masak langsung dianggap selingkuh. Apalagi keduanya satu partai, jadi kan wajar," ujar dia. (vd/detiksurabaya)

0 komentar:

Posting Komentar