Rabu, 19 Agustus 2009

Imigasi Waru Temukan Duplikasi Paspor

oleh Prima Sp Vardhana

TRIBUN, Surabaya – Kantor Imigrasi Kelas I Khusus di Waru menemukan banyak duplikasi paspor yang dilakukan jamaah calon haji (JCH) 2009. Ini terjadi akibat JCH tidak mengetahui akan peratuan tentang pemilikan paspor yang tak boleh lebih dari satu.

Terjadinya duplikasi paspor oleh beberapa JC itu, dipaparkn oleh Dodi Karnida H.A., Kepala Bidang Informasi dan Sarana Komunikasi Keimigrasian (Insarkom). Menurut ia , pihaknya masih mendapati sejumlah calon haji mengurus kembali paspor untuk keperluan keberangkatan haji padahal mereka sudah memiliki paspor.

“Sementara ini kami menemukan 10 berkas pengajuan seperti itu. Mungkin mereka mengira lebih enak kalau punya dua paspor,” ” ujar Dodi didampingi Sugito Kamali, Humas Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Waru, Rabu (19/8).  “Mungkin juga mereka berpikir mumpung gratis,” lanjut pria asal Sukabumi, Jawa Barat.

Duplikasi paspor ini membuat negara rugi. Minimal, karena buku paspor jadi tidak terpakai. “Ini, kan, mubazir karena kami harus mengguntingnya,” ujarnya.

Asal tahu saja, harga satu buku paspor Rp 270 ribu. Dengan 10 kasus duplikasi berarti uang negara yang terbuang Rp 2,7 juta. 

Menyikapi problem ini, Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Waru mengambil langkah pembuatan berita acara pembatalan pengajuan paspor yang bersangkutan. “Kami akan kembali menyurati Kantor Departemen Agama Kota dan Kabupaten agar selalu memberitahukan  tentang ini,”  katanya.

Dodi menegaskan, paspor hijau yang sedang aktif saat ini masih bisa dipakai hingga JCH tidak perlu mengurus lagi yang baru. Dodi sendiri berjanji menuntaskan paspor seluruh JCH (sekitar 9 ribu orang) awal September nanti. Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Waru melayani JCH asal Jombang, Mojokerto, Sidoarjo, dan sebagian Surabaya.

Belum Diketahui

Pemberangkatan jamaah haji sekitar 2,5 bulan lagi. Hingga waktu semepet itu, masalah pemondokan atau maktab bagi jamaah haji belum juga pasti. Jumlah maktab yang sudah aman (tersewa) hingga kini belum diketahui secara pasti oleh Depag Jatim.

Satu-satunya kepastian yang diketahui Depag Jatim adalah maktab akan terbagi dalam 2 ring, yakni riang 1 (0-2 km) dan ring 2 (2,1-8 km).

Pembagian maktab akan dilakukan dengan pengundian masing-masing provinsi. ”Semua provinsi akan diundang untuk mengikuti pengundian maktab. Pengundian ini dilakukan agar adil,” ungkap Kepala Bidang Haji, Umroh, Zakat dan Wakaf Kanwil Depag Jatim, H Najiyullah, Rabu (19/8). ”Untuk maktap di ring 2 pun jamaah tetap bisa melakukan ibadah dengan khusyuk karena ada kendaraan yang akan mengantar dan menjemput jamaah,” tuturnya.

Untuk makanan, kata dia, akan disajikan dalam bentuk prasmanan. “Jangan khawatir tidak kebagian. Ada petugas yang akan mengawasi agar semua jamaah mendapatkan makanan,” pungkasnya. (v)

0 komentar:

Posting Komentar