oleh Nikolai Miftahurrahman
MEMATANGKAN strategi atau tahu diri atas lemahnya kepopuleran di mata masyarakat Sidoarjo, maka orang terdekat Hj. Emy Susanti buru-buru mengumumkan, bahwa permaisuri Bupati Sidoarjo H. Win Hendrarso itu tak akan maju dalam bursa Pemilihan Bupati (Pilbup) Sidoarjo 2010 mendatang.
”Bu Emy sudah bilang ke saya, beliau tidak akan maju, kok. Jadi peta pilbup yang mulai memanas saat ini jangan dikait-kaitkan lagi dengan Bu Emy. Kasihan dia,” kata salah satu orang dekat Emy yang juga pejabat structural di Pemkab Sidoarjo ini wanti-wanti, Jumat (21/8).
Selain itu, pengumuman tersebut sangat kontroversi dengan rumor yang berkembang sejak pertengahan 2008 lalu, bahwa Ketua Penggerak PKK Sidoarjo, Direktur Pusat Perlindungan Perempuan dan Anak Sidoarjo, sekaligus dosen FISIP Unair itu disiapkan Bupati Win sebagai pengganti yang disiakan saat suksesi pada tahun 2010.
Semua rencana besar mendongkrak citra dan kepopuleran Emy yang tidak pernah diakui Win Hendrarso itu, ternyata berantakan di tengah jalan. Selain rontok oleh hasil sigi popularitas yang menempatkan Emy Susanti di peringkat kedua dibawah Wakil Bupati Sidoarjo H. Syaiful Ilah yang membukukan 35,5% suara responden. Sementara Emy mendapat 10,7 persen suara dari 1000 resonden survei. Juga, berantakan oleh fatwa Gus Mus (KH. Mustofa Bisri, red.) yang menegaskan, bahwa khalifah (pemimpin) digariskan agama Islam harus diemban seorang pria.
”Bu Emy memastikan tidak ikut Pilbup bukan disebabkan oleh apa pun. Karena sejak awal memang tidak pernah berminat untuk ikut. Rumour yang menyebutkan beliau ikut kan akal-akalan para wartawan agar peta Pilbup jadi berita menarik,” kata sumber tersebut sembari meninggalkan kerumunan wartawan. (nic/tribunonline@gmail.com)
0 komentar:
Posting Komentar