Sabtu, 01 Agustus 2009

Pasuruan Kantongi Tiket Silat Terbanyak

oleh Prima Sp Vardhana


PETA persaingan dalam Pekan Olahraga Provinsi (Porpov) II Jawa Timur cabang olahraga (cabor) pencak silat, dapat dipastikan akan berlangsung ketat dan berimbang. Kondisi yang berpeluang terjadi dalam penyelenggaraan di Malang, 5-10 Oktober, itu terlihat dari hasil Pra-Porpov di Gelora Remaja Jl. Bogen, Surabaya, 29 Juli hingga 1 Agustus lalu.

Dalam kejuaraan yang diikuti 37 kabupaten/kota dengan mempertandingkan 6 kelas putra dan 4 kelas putri di nomor sabung (pertarungan), serta 3 kelas putra–putri di nomor TGR (seni) itu, ternyata kontingen Kab. Pasuruan berkibar sebagai tim terbanyak dalam meloloskan pesilat. Pesilat dari kabupaten pesisir Jawa Timur yang dipimpin Dade Angga ini yang lolos sebanyak 17 atlet. Mereka akan tampil di 12 kelas dengan rincian 7 pesilat tampil di 7 kelas sabung dan 10 pesilat di 5 kelas TGR.

Sedangkan kontingen Kota Surabaya sebagai tuan rumah Pra-Porpov cabor silat hanya menempati posisi kedua dengan meloloskan 16 pesilat yang akan tampil di 10 kelas yaitu 4 pesilat di 4 kelas sabung dan sisanya tampil di 6 kelas TGR.

Sukses tim silat Kab. Pasuruan dalam Pra-Porpov yang meloloskan 180 pesilat itu, diakui Agus Sutiadji, Ketua IPSI Kabupaten Pasuruan, merupakan sebuah kabar menarik yang patut dibanggakan. Namun harus diwaspadai dan dipertahankan sebagai sebuah amanah daerah.

Karena itu, Agus saat dihubungi ponselnya mengatakan, sepulang dari Surabaya para pesilat yang lolos hanya diberi kesempatan recovery tenaga tak lebih dari tiga hari. Selanjutnya 17 pesilat tersebut akan digembleng dalam kamp pemusatan, sehingga skill tanding dan fisik mereka siap duel saat diturunkan dalam arena Porpov di Malang.

“Secara prestise, saya yakin 17 pesilat itu paling tidak mampu mencuri 5 keping emas Porprov. Kendati demikian, kami tidak akan memberi target pada mereka. Kami khawatir beban medali justru akan menjadi bumerang bagi mereka,” ujarnya.

Sedangkan pelatih Puslatda PON 2012 Jatim cabor pencak silat, Karyono disela-sela pertandingan babak perempat final mengakui, sukses kontingen Kab. Pasuruan ini sangat mengejutkan dan diluar dugaan. Demikian pula kegagalan yang dibukukan kontingen Surabaya. Namun hasil ini telah membuktikan, bahwa peta cabor pencak silat di Jatim sangat berimbang.

“Gagalnya Surabaya dalam kejuaraan perebutan tiket Porprov ini harus segera menjadi kajian tim silat Surabaya. Salah satunya hendaknya segera menguba sistem pembinaan atlet dan meningkatkan skill atlet, khususnya terhadap pesilat yang akan tampil di nomor sabung,” ujar pelatih yang pernah mengantarkan timnas silat Brunei Darussalam bekibar di arena Sea Games ini.

Lampu kuning yang dilontarkan terhadap perlunya perbaikan terhadap sistem pembinaan pesilat Surabaya itu, diakui, karena selama tiga hari mengamati penampilan para pesilat remaja yang tampil dalam Pra-Porpov, ia hanya menemukan 4 bibit pesilat potensial yang layak masuk tim bayangan Puslatda Pon 2012. Ironisnya keempat pesilat tersebut bukan berasal dari Surabaya, tapi berasal dari Banyuwangi, pasuruan, Sumenep, dan Jember.

Berdasar hasil pantauan yang dilakukan itu, Karyono menilai, bahwa IPSI Surabaya perlu meningkatkan sistem penggemblengan terhadap para atletnya. Sehingga sisa waktu dua bulan ini dapat digunakan maksimal untuk mengantarkan 16 pesilat yang mengantongi tiket Porprov II mampu mencuri 6 medali emas, khususnya di nomor sabung yang peta persaingannya sangat ketat. (pvardhana88@gmail.com)

0 komentar:

Posting Komentar