Senin, 25 Januari 2010

Syaiful Ilah Melenggang Tanpa Rival Sebanding

Catatan Pilkada Sidoarjo 2010 (1)

oleh Prima Sp Vardhana




PEMILIHAN Kepala Daerah (PILKADA) Sidoarjo yang rencananya digelar Juli 2010 dapat dipastikan akan berlangsung tanpa pertarungan sengit. Calon peraih tahta Bupati Sidoarjo dalam Pilkada itu 75% sudah dapat diprediksi. Wakil Bupati H. Saiful Ilah yang sejak jauh-jauh hari memastikan ikut mencalonkan diri dengan mesin politiknya Partai Keadilan Bangsa (PKB) Sidoarjo, diatas kertas berpeluang besar untuk melenggang mulus tanpa perlawanan. Mengapa demikian?
Juragan tambak yang biasa bicara ceplas-ceplos ini, diprediksi banyak pihak akan melenggang merebut tahta W-1 tanpa perlu mengeluarkan strategi ekstra. Ini terjadi lantaran deret lawan yang akan dihadapi Saiful Ilah dalam Pemilihan Bupati (Pilbup) nanti, semuanya tak memiliki kekuatan rupiah maupun pasukan pemenangan yang mampu mengimbangi mesin politiknya PKB Sidoarjo yang sangat solid dan tangguh. Dibawah bayang-bayang dukungan NU, Muslimat, Fatayat, PKB, Ansor, PPKB, dan Garda Bangsa.
Sebut saja, H. Khulaim Junaidi Sp. Ketua DPD Partai Amanat Nasional (PAN) Sidoarjo ini yang sudah mendaftarkan diri ke tim pencalonan penjaringan Cabup-Cawabup tim sembilan PAN Sidoarjo, 3 Januari lalu, ini bukanlah lawan yang sebanding dengan Saiful Ilah. Dari sisi kepopuleran bagi masyarakat Sidoarjo, misalnya. Nama Khulaim baru dikenal saat ia terpilih sebagai anggota DPRD, dengan jabatan politik Ketua Wakil DPRD Sidoarjo. Sebelumnya nama dia hanya dikenal oleh kalangan anggota PAN Sidoarja saja.

Demikian pula H. Imam Sugiri. Pria keling Ketua Kadin Sidoarjo ini diatas kertas tak akan menjadi sosok yang perlu dikhawatirkan kubu Saiful Ilah. Pasalnya kontraktor di Sidoarjo ini memiliki banyak cacat dan kekurangan untuk memimpin Sidoarjo. Ketidakmampuannya memimpin Kadin Sidoarjo, misalnya. Itu dibuktikan dengan banyaknya pengurus inti yang menundurka diri dari struktur kepengurusan Kadin, antara lain Turino Junaidi dan H. Hadi Putranto.
Dua pegurus di jajaran Wakil Ketua ini mundur lantaran merasa dikhianati Imam Sugiri. Kadin Sidoarjo tidak dijalankan sebagaimana fungsinya, tapi hanya dijadikan kendaraan politik Imam Sugiri untuk mencari popularitas. ”Kadin saat ini sudah tidak serius melakukan pembinaan anggotanya. Tapi lebih fokus sebagai kendaraan politik untuk kepentingan Pilkada Sidoarjo 2010 mendatang,” kata Hadi Putanto, yang juga Ketua Umum Askumindo (Asosiasi Kontraktor Umum Indonesia) Sidoarjo tersebut.
Hal lain yang turut mendasari pengunduran diri itu, adalah beberapa ‘kesalahan’ Kadin saat menggelar kegiatan Sidoarjo Festival (SF) 2009. Salah satunya, adalah banner SF 2009 yang dipasang tidak layak. Dalam banner itu gambar Wakil Bupati Sidoarjo, Saiful Ilah dihilangkan dan diganti gambar Imam Sugiri, yang secara struktural birokrasi dinilai para pengurus sangat tidak etis. “Selain itu, dalam penyelenggaraan Sidoarjo Festival itu karcis masuknya segaja tidak berporporasi. Ini adalah sebuah pelanggaran perpajakan dan bernuansa pelanggaran hukum,” ujarnya.
Sedangkan H. Sarto MT., MH, Ketua DPC Partai Demokrat Sidoarjo yang sejak pertengahann 2009 sudah melakukan kampanye terselubung dengan memasang fotonya berdampingan SBY. Di atas kertas dia juga rival yang mumpuni untk berduel dengan Saiul Ilah. Salah satunya adalah background asal-usulnya, yang bukan dari Sidoarjo. Dus, peluangnya untuk berebut tahta W-1 sangat berat. Mengapa demikian?
Ini karena masyarakat Sidoarjo, menurut Mbah Di -sesepuh masyarakat Tulangan, sudah kapok dipimpin pemimpin yang bukan asli Sidoarjo. Terbukti dua periode dipimpin Win Hendrarso yang asli Wong Jawa Tengah, ternyata membuat perekonomian Sidoarjo terpuruk oleh tragedi Lumpur Lapindo. Jumlah masyarakat yang hidup dibawah angka kemiskinan dengan tanpa papan (rumah) dan pangan menjadi meningkat.
Demikian pula sikap para ulama yang pernah dilontakan oleh Gus Ali Mashuri, bahwa para ulama Sidoarjo sangat mengharapkan agar Kota Udang itu tak lagi dipimpin oleh seorang bupati yang non-Sidoarjo. Sehingga pemimpin tersebut mengetahui akan karakter masyarakat Sidoarjo, demikian pula kebutuhan masyarakat. Sepintas lalu sikap para ulama itu akan menjadi batu sandungan bagi Sarto untuk mencalonkan diri. (bersambung)

0 komentar:

Posting Komentar