Selasa, 26 Januari 2010

Hadi Sutjipto Mencalonkan Diri dengan Jaminan 'People Power'

CATATAN PILKADA SIDOARJO 2010 (SERIE KE-2)

oleh Prima Sp Vardhana

LALU siapakah kandidal rival yang seimbang untuk melayani pencalonan Syaiful Ilah merebut tahta W-1?


Dari nama-nama cabup dan cawabup yang beredar, secara popularitas dan elektabilitasnya, hanya satu nama yang mampu mengimbangi pencalonan Syaiful Ilah dan mesin politiknya PKB. Satu nama itu adalah H. MG Hadi Sutjipto SH., MH. Ini karena dari sisi dukungan, Ketua Takmir Masjid Agung Sidoarjo ini memiliki basis massa yang sangat mengagumkan dan membuat para rival perlu bekerj keras untuk membendung kekuatannya.

Dengan latar belakang sebagai mantan Kepala Dinas Infokom dan Kepala Dinas Pendidikan Kab. Sidoarjo, pria ramah ini di atas kertas telah mengantongi dukungan yang memastikan dari sekitar 9.000-an guru PNS dan Honorer se-Sidoarjo. Jumla itu belum termasuk keluarga dari para guru tersebut, yang memmungkinkan dari basis pendidik saja bisa mengumpulkan sekitar 17.000 suara dukungan.

Jumlah dukungan suara itu bisa membengkak berlipat kali, karena pria yang menjabat Asisten I Pemkab Sidoarjo ini juga sangat populer di kalangan PNS Kabupaten Sidoarjo, juga di kalangan umum lantaran pria yang akrab dipanggil Pak Tjip ini merupakan sosok yang terlibat aktif sedikitnya dalam 10 oranisasi kemasyarakatan. Selain sebagai Ketua Takmir Masjid Agung, ia juga Ketua Kwartir Cabang Pramuka Sidoarjo, Ketua Harian KONI (Komite Olahraga Nasional Indonesia) Sidoarjo, Wakil Ketua BAZ (Badan Amil dan Zakat) Sidoarjo.

Dengan peluang dalam pengumpulan suara dukungan itu, secara tersirat posisi tawar Hadi Sutjipto ini untuk merebut tahta W-1 bak semudah membalik telapak tangan. Karena itu, sejak awal tahun 2009 Bupati Win Hendrarso sudah mengelus-elusnya untuk dijadikan jago yang diterjunkan dalam Pilkada 2010. Namun tawaran indah yang menjanjikan kekuasaan itu tidak membuat pria berpostur kecil ini terbius dan terlena untuk menerima. Sehingga membuat Win gusar dan mengubah pilihan pada Kepala Dinas DPU Bina Marega Sidoarjo, Ir Bambang Joelianto. Namun pilihan Win itu harus berhenti di tengah jalan, lantaran Takdir Allah Swt menentukan lain. Bambang Julianto yang berdarah Madura Pamekasan itu harus berpeluang akibat serangan jantung pada 23 Desember 2009 pukul 07.30.

Kejutan lain dalam peta kekuatan Pilkada 2010 itu, secara tiba-tiba Hadi Sujipto didampingi tiga orang terdekatnya mendaftar ke desk Pilkada PKB untuk mengikuti penjaringan merebut tiket cawabup dari partai tersebut. Obsesi Pak Tjip hanya satu dipercaya oleh PKB untuk mendampingi Syaiful Ilah melenggang menuju Pilkada 2010.

Kesiapan Pak Tjip maju berlaga di ajang Pilkada Sidoarjo 2010, menurut dia, karena dorongan dari berbagai kalangan masyarakat. Hanya saja, dia tidak tertarik untuk merebut tahta W-1. Ia hanya tertarik dan ingin menambah ilmu sebagai umaro di posisi wakil bupati. “Banyak kalangan masyarakat (Sidoarjo) yang mengharapkan saya mencalonkan diri jadi bupati. Tapi saya sampaikan, saya belum mampu jadi orang nmo satu. Saya cukup jadi orang dua saja lewat PKB. Sikap ini merupakan proyeksi dari komitmen saya mendukung Pak Saiful,” katanya.


Berpijak dari sikap Pak Tjip yang sangat mengejutkan itu, maka tahtaW-1 di atas kertas sudah ada di genggaman Syaiful Illah. Pertempuran memperebutkan kekuasan di Sidoarjo pun sudah berakhir sebelum peperangan dimulai. Bagaimana tidak. Dengan sikap komitmen Pak Tjip yang memilih menjadi Wakil Bupati mendampingi diri Syaifu Ilah itu, maka kekuatan PKB untuk mengantarkan pasangan calonnya memenangkan Pilkada 2010 akan lebih gampang dari perjuangan mengantarkan pasangan Win Hendrarso-Syaiful Illah memenangkan Pilkada 2000 dan 2005.

Apalagi Pak Tjip merupakan salah satu sosok hasil istikarah tim kiai NU dan PKB untuk direkomendasikan sebagai pasangan Saiful. Rival Pak Tjip yang konon juga dipublikasi menjadi pilihan alternatif untuk mendampingi Syaiful, adalah Gesang Budianto - Gesang Budiarso, Komisaris Utama PT. Minarak Lapindo Jaya.

Dengan majunya Hadi Sutjipto mendaftarkan diri lebih dahulu, maka peluang Gesang untuk mendmpingi Syaiful Ilah kian meredup. Pasalnya sosok Gesang secara politis memiliki citra yang sangat buruk di mata masyarakat Sidoarjo. Sekretaris DPD Partai Golkar Propinsi Jawa Timur itu menyandang predikat trouble marker untuk Sidoarjo. Daftar dosa yang disandangnya adalah menyebabkan tragedi Lumpur Lapindo yang membuat ribuan warga terdampak lumpur lapindo harus menderita. Kehilangan sandang, pangan, dan papan yang hingga saat ini belum selesai.

“Saya yakin para Kiyai NU dan PKB, juga partai PKB tak akan memilih Gesang Budianto untuk dipasangkan dengan Syaful Ilah. Jika merek memilih Gesang, maka tipologi para Kyai NU dan PKB itu adalah Kyai Bonokeling yang hanya memikirkn diri sendiri tak memikirkan kesusaha masyarakat Sidoarjo,” kata Mbah Di –sesepuh masyarakat Tulangan dan Krian.

Selain itu, dia akan mengerahkan massa untuk endemo para Kyai dan PKB jika memilih Gesang yang jelas-jelas pembuat susah masyarakat Sidoarjo. Juga, akan melakukan tour politic kelilin Sidoarjo untuk tidak memilih Gesang dan pasangannya berkuasa diSidoarjo.(TAMAT)

0 komentar:

Posting Komentar