Senin, 25 Januari 2010

Saleh Mukadar Tak Akui Eksisten Bonekmania


TRIBUN, Surabaya -Citra bonekmania –suporter fanatis kesebelasan Persebaya- kian buram. Predikat pembuat onar dan pelaku anarkis yang layak dipenjarakan, kembali ditembakkan pada bonekmania pasca kepulangan mereka mendukung penampilan Persebaya dalam petandingan tandang ke kndang Persib Bandung di Stadion Jalak Harupat, Bandung. Tudingan itu berawal dari banyaknya peristiwa anarkis yang mengiringi kepulangan mereka ke Surabaya, 24 Januari sore.


Selain menyebabkan PT Kereta Api (KA) mengalami kerugian sekitar Rp 269 juta akibat rusaknya: ratusan kaca kereta dan bingkainya, lampu dan kipas angin, jok untuk tempat duduk penumpang, dan rusaknya kran air.  “Kerugian tersebut merupakan yang terbesar dalam beberapa tahun terakhir akibat ulah suporter,” kata Manajer Humas PT KA Daops VIII Surabaya, Nur Amin didampingi stafnya Herry Winarno.
Karena kerugian yang ditanggung PT KA sangat besar, pihaknya, kata Nur Amin minta pemerintah setempat dan lembaga yang menaungi suporter mengganti biaya kerusakan yang terjadi.“Penggantian itu sebagai bentuk tanggung jawab, agar kejadian yang sama tidak terulang lagi di kemudian hari,” ujarnya.
Hal senada ditegaskan Kepala Humas PT KA Pusat Adi Suryatmini. Menurutnya, harus ada lembaga atau institusi yang bertanggungjawab dengan banyaknya kerugian yang diderita PT KA akibat ulah suporter. “Jangan malah kerugian dibebankan pada kami (PT KA),” katanya.
Selain kerugian materi dengan banyaknya fasilitas dan sarana-prasarana yang rusak, sejumlah petugas PT KA, kata Adi juga mengalami luka-luka akibat ulah beringas para suporter. Selain itu, masyarakat umum juga menjadi takut dan tak berani naik transportasi massal tersebut, karena khawatir terjadi hal-hal yang tidak diinginkan akibat ulah supporter. “Itu terjadi, baik saat mereka (suporter) berangkat maupun ketika pulang,” terangnya.
Dasar nilai kerugian yang harus ditanggung perusahaan BUMN itu antara lain, banyaknya kaca yang pecah untuk satu unit kaca (berisi dua lembar) harganya Rp 394.000. Kerusakan paling parah dialami KA Pasundan. Empat dari sembilan gerbong kereta yang biasanya melayani penumpang jurusan Surabaya - Bandung atau sebaliknya ini kondisinya rusak parah. Sejumlah gerbong lain juga mengalami kerusakan, tapi kondisinya tidak separah empat gerbong tersebut.
Hasil pendataan petugas PT KA, kerusakan yang terjadi di KA Pasundan yang membawa sembilan gerbong, meliputi 147 kaca pecah, 15 pintu bordes rusak, 3 kipas angin rusak, 31 lampu TL hilang, 53 meja panjang hilang, 12 jok tempat duduk rusak, 35 bingkai jendela rusak, dan dua kran air rusak. Selain itu, kondisi KA juga awut-awutan dan tercium bau tidak sedap dari hampir setiap sudut gerbong di kereta ekonomi tersebut. “Kondisi kereta benar-benar remuk redam dan baunya juga menyengat,” jelas Herry.
Jumlah kerusakan tersebut dipastikan akan bertambah, karena petugas masih merampungkan pendataan kerusakan yang dialami KA Luar Biasa (KLB) yang mengangkut sekitar 2.000 bonekmania dan tiba di stasiun Wonokromo, Minggu (24/1) sore. Khusus KA Pasundan yang mengangkut rombongan kedua suporter, pihak PT KA telah dua kali mengganti loko yang dipakai mengangkut sekitar 1.500 bonekmania tersebut akibat kaca depan loko pecah berkeping-keping. Penggantian dilakukan saat kereta di Jogjakarta dan Solo. Selain lokonya yang diganti, masinis kereta yang mengemudikan KA juga minta diganti dengan yang lain.
“Para masinis mengaku takut dan trauma dengan ulah bonek,” ujarnya.


Terhadap tagihan yang dilayangkan PT KA itu, ternyata Persebaya Surabaya tidak mau bertanggung jawab atas tindakan anarkis dan perusakan fasilitas umum yang dilakukan suporter bonek di Solo, Jawa Tengah, saat perjalanan akan mendukung timnya ke Bandung, Jumat (22/1).
“Sampai saat ini Persebaya belum pernah mengakui atau mendaftarkan bonek kepada PSSI sebagai elemen suporter resmi Persebaya. Karena itu, Persebaya tidak punya kewajiban untuk bertanggung jawab atas kerugian yang disebabkan perlaku bonekmania,” kata Ketua Umum Persebaya Saleh Ismail Mukadar di sela-sela Konfercab PDIP Surabaya, Senin (25/1).
Menurut dia, pengurus Persebaya sangat prihatin dengan kejadian di Solo. Karena itu, ia berencana mengumpulkan seluruh elemen suporter di Surabaya. Tujuan pengumpulan suporter itu untuk diajak konsolidasi. Selai itu, juga pengumuman pembentukan elemen suporter resmi  Persebaya.
Langkah selanjutnya, elemen suporter resmi itu akan dilaporkan Persebaya Surabaya kepada PSSI dan kepolisian, dengan dasar kartu keanggotaan supoter yang dilengkapi data diri dan foto anggota. Sikap itu sebagai tindakan preventif  Persebaya, sehingga kedepannya saat melakukan aksi anarkis dan kerusuhan, maka pihak Persebaya siap betanggung jawab. Selain itu, suporter yang melakukan perilaku anarkis itu beserta kelompoknya daat dijerat sanksi hukum.
"Pokoknya akhir Januari ini, seluruh elemen suporter kami kumpulkan untuk membahas masalah ini. Kami juga akan undang PSSI, Komdis (Komisi Disiplin) dan kepolisian," kata Saleh yang juga Manajer Persebaya itu menambahkan.
"Kalau sekarang Komdis menjatuhkan hukuman denda, Persebaya tidak akan pernah mau membayar. Mengapa orang lain yang berbuat, tapi kami yang terkena getahnya," ujarnya menegaskan.
Sebelumnya, Komdis PSSI telah menjatuhkan sanksi kepada suporter bonek berupa larangan mendukung timnya pada laga di luar kandang selama dua tahun. Keputusan itu buntut dari kasus kerusuhan yang dilakukan bonek saat laga Persebaya lawan tuan rumah Pelita Jaya di Karawang. Persebaya terkena hukuman denda Rp250 juta dengan masa percobaan hingga akhir musim. Namun, sanksi Komdis PSSI itu tidak digubris suporter, karena ribuan bonek tetap ngotot berangkat ke Bandung untuk mendukung laga Persebaya menghadapi Persib Bandung, Sabtu (23/1).
Dalam perjalanan ke Bandung, ribuan suporter terlibat aksi anarkis dan pelemparan batu di Solo, yang mengakibatkan sejumlah warga luka-luka dan harus dibawa ke rumah sakit. Salah satu korbannya kontributor foto LKBN ANTARA di Solo yang luka-luka akibat dijotosi bonek saat mengambil foto. Sedangkan tiga suporter Persebaya dikabarkan meninggal, setelah terjatuh dari atap kereta api, sementara puluhan suporter lainnya mengalami luka-luka terkena lemparan batu. (vd)

0 komentar:

Posting Komentar