Selasa, 08 Desember 2009

Takut Terseret Skandal Gratifikasi, Lima Anggota Komisi E Pilih Tak ke Laos



ole Prima Sp Vardhana

SURABAYA, TRIBUN – Setelah agenda kunker politik 12 anggota Komisi E DPRD Jatim ke Laos dengan kedok monitoring atlet Jatim di arena SEA Games XXV terungkap. Juga menuai kritik, maka lima anggota yang rencananya akan terbang dalam kelompok kedua pada 14 Desember memutuskan tidak berangkat. Mereka kuatir kunker tersebut menjadi masalah serius di kemudian hari.

Mereka yang batal berangkat itu antara lain Saleh Ismail Mukadar dan Bambang Hariyanto (PDIP), Kuswiyanto (PAN), Kuswanto (Hanura) dan Kodrat Sunyoto (Partai Golkar). Mereka berpendapat, kunjungan kerja ke Laos itu dinilai tidak memiliki urgensi terhadap keberadaan mereka sebagai wakil rakyat Jatim. Apalagi dana yang digunakan dari KONI Jatim yang selama ini langganan menerima hibah dari APBD Jatim.

Saat ditemui di gedung DPRD Jatim pada Selasa (8/12) siang, Kuswanto mengatakan, sejak pembahasan awal, dirinya telah menolak agenda kunker ke Laos. Pasalnya, agenda dengan dalih melakukan monev atlet Jatim di arena Sea Games XXV Laos dianggap tidak begitu penting dan mengada-ada.

Menurut Ketua Fraksi Hanura Damai DPRD Jatim ini, pelesir ke Laos itu bermula dari rapat gabungan yang digelar antara Komisi E dengan KONI Jatim. Saat itu, KONI menyatakan ada anggaran untuk anggota Komisi E jika ingin menyaksikan langsung atlet asal Jatim yang berlaga di Sea Games.

Terlebih, kata Kuswanto monitoring dan evaluasi yang dilakukan anggota komisi E di Laos jika dilihat dari schedule kegiatan selama di Laos tidak mungkin bisa maksimal. Sebab monitoring itu paling tidak dilakukan dari awal sampai akhir kegiatan Sea Games. “Tapi kalau melihat jadwal yang efektif untuk Sea Games kan cuma dua hari, apa itu yang dinamakan monitoring,” cetus politisi asal Sidoarjo itu. Untuk diketahui, sesuai

jadwal, kunker ke Laos itu berangkat mulai kemarin sampai tanggal 13 Desember. Hari pertama, mereka nginap di Hongkong lalu ke melihat atlit dua hari dan sisanya digunakan untuk pelesir ke sejumlah tempat wisata negeri Laos. Seperti Viantiane (kota bulan), obyek wisata Wat Sisakat (Candi Tertua di Laos), Haw Pha Kaew, Patoxai, Luang Stupa Morning Market dan jembatan Laos-Thailand.

"Acara semacam ini mungkin bisa kalau di Jatim, misalnya akan ada even sebesar itu, jadi bisa sekalian studi banding. Kalau yang sekarang itukan hanya menghambur-hamburkan duit rakyat yang seharusnya bisa digunakan untuk membina atlet," ujarnya.

Sedangkan Kodrat Sunyoto mengatakan, dirinya tidak berangkat dengan alasan acara di Laos it tidak memiliki urgensitas dengan kegiatan Komisi E. Selain itu, secara kebetulan diriya ada acara internal partai. “Di Golkar kan ada kegiatan pergantian pengurus hingga ke bawah . Kalau saya tinggal, khawatir nantinya saya dianggap tidak loyal terhadap partai, jadi saya lebih mengutamakan kepentingan partai,” tambahnya.

Sekretaris DPRD Jatim Edi Purwinarto mengatakan, kunjungan Komisi E ke Laos ini menggunakan anggaran dari KONI. "Dewan memang tidak ada anggaran untuk itu, seluruhnya dianggarkan KONI," pungkasnya.

Sebagai Informasi, anggaran yang dihabiskan untuk kegiatan ini juga tidak kecil. Setiap anggota komisi dijatah masing-masing Rp 14.700.000. Biaya tersebut sudah termasuk transportasi dan akomodasi selama enam hari. Serta biaya penginapan di hotel bintang tiga. Segala urusan para wakil rakyat itu dikendalikan biro perjalanan wisata BCP (Bayu Citra Persada). (vd)

0 komentar:

Posting Komentar