Sabtu, 20 Juni 2009

Salak Ranubaya Siap Kibaka Trawas


oleh R. Amroe

Kalau tidak ada aral melintang, kepopuleran Salak Pondoh sebentar lagi akan tergusur Salak Ranubaya, yang hanya tumbuh di Trawas. Peluang pasar yang akan dilakukan salak khas Trawas ini, diyakini Camat Trawas Drs.H. Nugraha Budhi Sulistya, MSi, tinggal tunggu waktunya. 


SALAK dikenal wisatawan asing dan masyarakat Indonesia sebagai buah asli Indonesia. Berdasarkan kultivarnya, di Indonesia tersurat memiliki 20 sampai 30 jenis. Jenis terpopuler adalah Salak Pondoh dari Sleman – Yogyakarta. Sedangkan Salak Sidimpuan dari Sumatera Utara, Salak Condet dari Jakarta, dan Salak Bali dari Pulau Bali menmpati peringkat populer kedua.

Kepopuleran buah berdaging putih yang dibungkus kulit bersisik itu, karena rasanya yang manis. Penyajiannya dapat beragam, sebagai buah-buahan umumnya atau manisan. Keistimewaan lainnya, dapat dimanfaatkan sebagai pertolongan pertama penderita diare, khususnya yang kemampoh (setengah matang).

”Kandungan vitamin Ranubaya yang lebih istimewa dari Salak Pondo, yang meyakinkan saya akan peluang pasarnya. Salah satunya kadar vitamin C-nya yang sangat tinggi dan bermanfaat untuk menjaga stamina,” kata bapak dari dua orang anak ini.

Pengetahuan tentang tingginya kadar vitamin itu, diakui, didapat dari hasil riset bersama Univ. Surabaya (Ubaya). Salak yang tumbuh subur di lereng Penanggungan dan Welirang ini, ideal dinikmati sebagai kudapan buah atau manisan.

Strategi yang disiapkan dalam membuka peluang pasarnya, adalah menyempurnakan master plan Trawas Raya sebagai area wisata pilihan utama di Jawa Timur. Targetnya setahun ke depan, Trawas tidak lagi menjadi daerah wisata alternatif setelah Batu dan Prigen Raya. Keindahan panorama alam Trawas yang akan dimanfaatkan sebagai modal utama. Keindahannya tak kalah dengan Bali, apalagi wisata yang dapat disiapkan sangat variatif. Misalnya wisata air terjun Dlundung dan Putuk Truno, wisata religi di Jolotundo yang airnya terbaik di dunia dan memiliki kemampuan pengobatan segala penyakit. Hingga wisata out-bound di lereng Penanggungan dan Welirang.

Membalik Tangan

Mendongkrak citra Trawas dan mempoopulerkan Salak Ranubaya, diprediksi alumnus APDN Angkatan 20 ini, tidak semudah membalik tapak tangan. Karena itu, ia berharap kepimpinannya di Trawas didukung oleh semua kompoten masyarkat yang jadi kolega kerjanya.

”Tanpa dukungan masyarakat, saya yakin sampai kapanpun keistimewaan strategi saya tidak akan menghasilkan apap pun,” ujar pria berusia 39 tahun ini.

Jabatan Camat yang disandangnya saat ini, tak dipungkiri, tidak membuatnya bangga dan senang. Jabatan tersebut merupakan amanat Allah yang harus dipegangnya secara hati-hati. Sebab tanggungjawab ke depannya berat. Ia harus mempertanggungjawabkan di dua tempat. Di dunia pada Bupati dan diakherat kelak pada Allah.

Dengan beban religius yang membentengi sepak-terjangnya sebagai eksekutif pemerintahan yang langsung bertemu masyarakat, maka suami dari Rahmi Wijayati SSos MM (salah satu Kabid di Dispenda Kota Mojokerto) ini populer sebagai seorang pribadi yang familier. Bahkan, penghobi tanaman hias anthurium ini sangat keras dalam mengendalikan dan mendidik psikologisnya. Salah satunya diaplikasikan dalam prinsip anti feodalisme.

”Sikap feodal itu tinggalan penjajah untuk memecah-belah bangsa Indonesia, buat apa saya mempertahankan. Selain itu, feodalisme sangat ditentang agama yang saya peluk,” katanya terkekeh.

Prinsip itu tercermin dari gaya kepemimpinannya yang mulai diterapkan di Kecamatan Trawas. Ia mengusung managemen horizontal yang ngetren di perusahaan-perusahaan multinasional. Menurut ia, managemen ini sangat pas dalam mengelola sistem manajemen kepemerintahan. Pasalnya akan mempermudah terjadinya komunikasi antara pimpinan dan pembantunya, tanpa dibatasi medium bahas, tempat, kondisi, dan waktu. (tribunonline@gmail.com)

Peta Geografi – Pariwisata
Kecamatan Trawas, Kab. Mojokerto

GEOGRAFI

Luas Wilayah : 29,86 KM-2

Topografi

Luas Kemiringan Lahan
a. Datar (0 – 20) : -
b. Bergelombang (3 – 150) : 1.478 Ha
c. Curam (16 – 400) : 1.785 Ha
d. Sangat Curam (> 400) : 2.537 Ha
Ketinggian Diatas Permukaan Laut a. 700 : 2.060 M

Keadaan Iklim

– Suhu : 29,498 Mm
– Kelembaban Udara : 2.949,8 Mm
– Curah Hujan : 2.253 MM/TH
– Kecepatan Angin : -

PARIWISATA
Jumlah Obyek Wisata
a. Alam : 1 Buah
b. Buatan : 2 Buah
c. Sejarah : 10 Buah
Jumlah Hotel
a. Bintang Lima : -
b. Bintang Empat : -
c. Bintang Tiga : 1 Buah
d. Bintang Dua : -
e. Bintang Satu : -
f. Non Bintang : 3 Buah

0 komentar:

Posting Komentar