Senin, 16 Maret 2009

Soekarwo Tak Berani Ungkap Dana Puslatda Jatim 100/II


oleh Prima Sp Vardhana

BENDE pertempuran PON XVIII Riau 2012 sudah didengungkan KONI Jawa Timur, dengan meresmikan Puslatda pada 16 Maret. Sebanyak 575 personel yang terdiri atas 435 atlet dan sisanya ofisial memadati GOR CLS Kertajaya, Surabaya, tempat program yang diberi nama Puslatda Jatim 100/II itu diresmikan. Gubernur Jatim Soekarwo yang melantik mereka.

Dalam sambutannya, gubernur yang baru dua bulan menjabat tersebut menuntut para atlet untuk mempertahankan gelar juara umum yang diraih di PON Kaltim. Seraya berjanji memberi dukungan penuh, dia optimistis Jatim bisa mengulang kejayaan di Riau tiga tahun mendatang.

Optimisme Soekarwo dilandasi oleh tiga hal yang dimiliki Jatim. Yakni, atlet yang punya kemauan keras, pelatih yang mumpuni, dan organisasi yang mendukung. “Di Jatim, saya lihat koordinasi antara tiga elemen itu bagus sekali. Jika koordinasi itu bisa dipertahankan, saya yakin juara umum bisa diraih kembali,” tegas pria yang akrab dengan sebutan Pakde tersebut.

Sayang, tuntutan plus optimisme tinggi dari orang nomor satu di Jatim tersebut tidak dibarengi dengan jaminan untuk sektor pendanaan. Soekarwo tidak berani menyebut besaran anggaran yang disiapkan pemerintah untuk puslatda jangka panjang yang digeber hingga menjelang PON itu. Dia juga tidak menganggap keterbatasan sarana latihan di Jatim sebagai kendala serius pencapaian prestasi.

“Dana itu memang penting, tapi bukan yang nomor satu. Yang lebih penting adalah semangat atlet untuk latihan keras. Kalau ada uang tapi atletnya tidak mau latihan, kan tidak mungkin bisa juara. Karena itu, sarana bukan faktor yang menentukan,” ucap Soekarwo.

Sebagai gambaran, untuk periode pertama puslatda ini, pemerintah provinsi mengalokasikan Rp 48 miliar dari APBD. Kalau mengacu ke sistem Puslatda Jatim 100 jilid pertama, tiap tahun alokasi anggaran itu selalu meningkat, bahkan di tahun terakhir mencapai Rp 67 miliar karena ditambah pos untuk bonus atlet.

“Saat ini APBD untuk tahun-tahun ke depan kan belum diukur. Jadi, soal ada peningkatan atau tidak, saya belum bisa menjawab,” ucapnya.

Sementara itu, Ketua Umum KONI Jatim Imam Utomo menegaskan, semua cabor harus mulai latihan setelah puslatda dikukuhkan. Jatim harus berpacu dengan waktu karena rahasia sukses PON Kaltim lalu sudah diketahui provinsi lain. Kini, hampir semua daerah menjalankan puslatda dengan sistem yang persis seperti di Jatim.

“Kita sudah berbaik hati membagi-bagikan resep keberhasilan di PON Kaltim. Kalau semua daerah punya sistem latihan yang sama, kita harus berusaha lebih keras,” tegasnya. Mekanisme Puslatda Jatim 100 jilid kedua ini memang tidak banyak berbeda dengan pendahulunya.(pvardhana88@gmail.com)

0 komentar:

Posting Komentar